Agen Poker - Indonesia Berpotensial untuk Yacht Asing, Tapi Terhalang Infrastruktur
Agen Poker - Indonesia Berpotensial untuk Yacht Asing, Tapi Terhalang Infrastruktur - Kemudahan peraturan telah diberikan pemerintah untuk menarik wisatawan asing yang berlibur dengan yacht. Namun, tiadanya infrastuktur pelabuhan yang memadai menjadi halangan.
Kemudahan peraturan perlayaran di Indonesia dicatat dalam Permenhub no PM 121 tahun 2016. Di mana isinya, yacht asing yang datang di 18 pelabuhan yang telah ditetapkan hanya perlu mengisi formulir data dan kapten atau agen bisa tanda tangan SPB. Tidak perlu lagi CAIT (Clearance Aproval for Indonesia Teritory) yang bisa makan waktu berminggu-minggu.
SPB adalah kepanjangan dari Surat Persetujuan Berlayar yang akan dikeluarkan pihak otoritas dermaga dan pelabuhan. Proses ini dijanjikan takkan memakan waktu lama. Namun tidak hanya sampai situ, masih ada banyak hal lain yang perlu disiapkan untuk menarik yacht asing masuk ke Indonesia.
Untuk lebih jelasnya, detikTravel pun sempat melakukan wawancara dengan Corporate Communications Manager Royal Caribbean Cruises, Chin Ying Duan, di atas kapal Ovation of The Seas, Jumat malam (10/6/2016). Menurut wanita yang biasa dipanggil Ying tersebut, ia mengaku sudah tahu tentang pemberian kemudahan izin masuk yacht dan lainnya.
"Ya, saya sudah tahu (red: kemudahan izin masuk yacht). Tapi kapal kami semakin besar, sayangnya pelabuhan di Indonesia masih belum memadai untuk kapal kami. Bahkan pelabuhan di Bali saja belum memadai," ujar Ying.
Faktanya, kapal Ovation of The Seas yang merupakan salah satu armada terbaru dari Royal of Caribbean Internasional dengan total kapasitas penumpang hingga 4.905. Singkat kata, dibutuhkan infrastruktur pelabuhan yang memadai beserta akses akomodasi dan kendaraan. Sayang beribu sayang, pelabuhan yang ada di Indonesia banyak yang belum siap.
Ying juga menjelaskan, bahwa setidaknya butuh waktu tujuh hari dari Singapura menuju Bali dengan menggunakan cruise. Waktu pelayaran tersebut dirasa cukup lama, terlebih untuk turis Asia. Walau punya fasilitas lengkap, tapi para tamu cenderung bosan jika hanya diam di kapal dalam jangka waktu lebih dari tiga malam.
"Dari Singapura ke Bali yang populer butuh waktu tujuh malam dengan cruise. Waktu itu terlalu lama, khususnya untuk turis Asia," jelas Ying.
Untuk menyiasatinya, kapal pun rutin bersandar ke pelabuhan agar wisatawan bisa turun dan melihat destinasi yang didatangi. Hal itu pun bisa diterapkan di Indonesia, tapi lagi-lagi pelabuhan jadi masalah. Sejumlah destinasi seperti Semarang dan Lombok bisa didatangi saat kapal berlayar ke Bali, tapi tentu pelabuhannya harus siap.
"Kalau kapal mau singgah ke Bali, setidaknya harus berhenti di Semarang atau Lombok juga. Kedua kota itu menarik untuk disinggahi di sela perjalanan, tapi pelabuhannya juga harus memadai agar kapal bisa bersandar," jelas Ying.
Untuk saat ini, kapal cruise Ovation of The Seas memang belum memiliki rute pelayaran ke Indonesia. Namun apabila infrastruktur seperti pelabuhan sudah siap, tidak menutup kemungkinan bagi Ovation of The Seas untuk singgah dan menaik turunkan tamu di Indonesia.
"Saat ini belum ada rute pelayaran ke Indonesia. Tapi jika pelabuhan yang ada cukup memadai, mungkin kami akan datang dan membuka rute pelayaran ke Indonesia," ujar Ying.
Apabila pihak Ovation of The Seas datang ke Indonesia, tentu itu akan menjadi hal baik. Secara traveler tidak perlu terbang lebih dulu ke Singapura atau negara lain yang menjadi titik pertemuan. Jadi lebih hemat biaya. Semoga saja infrastruktur pelabuhan di Indonesia segera disiapkan agar layak disinggahi cruise.
Kemudahan peraturan perlayaran di Indonesia dicatat dalam Permenhub no PM 121 tahun 2016. Di mana isinya, yacht asing yang datang di 18 pelabuhan yang telah ditetapkan hanya perlu mengisi formulir data dan kapten atau agen bisa tanda tangan SPB. Tidak perlu lagi CAIT (Clearance Aproval for Indonesia Teritory) yang bisa makan waktu berminggu-minggu.
SPB adalah kepanjangan dari Surat Persetujuan Berlayar yang akan dikeluarkan pihak otoritas dermaga dan pelabuhan. Proses ini dijanjikan takkan memakan waktu lama. Namun tidak hanya sampai situ, masih ada banyak hal lain yang perlu disiapkan untuk menarik yacht asing masuk ke Indonesia.
Untuk lebih jelasnya, detikTravel pun sempat melakukan wawancara dengan Corporate Communications Manager Royal Caribbean Cruises, Chin Ying Duan, di atas kapal Ovation of The Seas, Jumat malam (10/6/2016). Menurut wanita yang biasa dipanggil Ying tersebut, ia mengaku sudah tahu tentang pemberian kemudahan izin masuk yacht dan lainnya.
"Ya, saya sudah tahu (red: kemudahan izin masuk yacht). Tapi kapal kami semakin besar, sayangnya pelabuhan di Indonesia masih belum memadai untuk kapal kami. Bahkan pelabuhan di Bali saja belum memadai," ujar Ying.
Faktanya, kapal Ovation of The Seas yang merupakan salah satu armada terbaru dari Royal of Caribbean Internasional dengan total kapasitas penumpang hingga 4.905. Singkat kata, dibutuhkan infrastruktur pelabuhan yang memadai beserta akses akomodasi dan kendaraan. Sayang beribu sayang, pelabuhan yang ada di Indonesia banyak yang belum siap.
Ying juga menjelaskan, bahwa setidaknya butuh waktu tujuh hari dari Singapura menuju Bali dengan menggunakan cruise. Waktu pelayaran tersebut dirasa cukup lama, terlebih untuk turis Asia. Walau punya fasilitas lengkap, tapi para tamu cenderung bosan jika hanya diam di kapal dalam jangka waktu lebih dari tiga malam.
"Dari Singapura ke Bali yang populer butuh waktu tujuh malam dengan cruise. Waktu itu terlalu lama, khususnya untuk turis Asia," jelas Ying.
Untuk menyiasatinya, kapal pun rutin bersandar ke pelabuhan agar wisatawan bisa turun dan melihat destinasi yang didatangi. Hal itu pun bisa diterapkan di Indonesia, tapi lagi-lagi pelabuhan jadi masalah. Sejumlah destinasi seperti Semarang dan Lombok bisa didatangi saat kapal berlayar ke Bali, tapi tentu pelabuhannya harus siap.
"Kalau kapal mau singgah ke Bali, setidaknya harus berhenti di Semarang atau Lombok juga. Kedua kota itu menarik untuk disinggahi di sela perjalanan, tapi pelabuhannya juga harus memadai agar kapal bisa bersandar," jelas Ying.
Untuk saat ini, kapal cruise Ovation of The Seas memang belum memiliki rute pelayaran ke Indonesia. Namun apabila infrastruktur seperti pelabuhan sudah siap, tidak menutup kemungkinan bagi Ovation of The Seas untuk singgah dan menaik turunkan tamu di Indonesia.
"Saat ini belum ada rute pelayaran ke Indonesia. Tapi jika pelabuhan yang ada cukup memadai, mungkin kami akan datang dan membuka rute pelayaran ke Indonesia," ujar Ying.
Apabila pihak Ovation of The Seas datang ke Indonesia, tentu itu akan menjadi hal baik. Secara traveler tidak perlu terbang lebih dulu ke Singapura atau negara lain yang menjadi titik pertemuan. Jadi lebih hemat biaya. Semoga saja infrastruktur pelabuhan di Indonesia segera disiapkan agar layak disinggahi cruise.
Posted By
0 comments:
Post a Comment